Penyebab Heart Rate Tinggi
Gaji Terlalu Rendah
Selain beban kerja, sistem penggajian yang tidak sepadan dengan tanggung jawab pekerjaan juga bisa memicu karyawan resign. Apalagi jika mereka mendapatkan tawaran lain dengan gaji lebih tinggi.
Sehingga perusahaan sebaiknya selalu memantau beban tugas dengan kemampuan karyawan dan gaji yang diperolehnya. Pastikan juga mereka mendapat kenaikan gaji tiap tahunnya.
Dampak Negatif Turnover
Beberapa dampak yang dirasakan oleh perusahaan dari tingginya turnover, sebagaimana dikutip dari Philips, meliputi:
Baca Juga : Ciptakan Lingkungan Kerja Setara, Inklusif, dan Bebas Diskriminasi dengan Pelatihan DEI
Penjelasan lebih lanjut mengenai dampak negatif turnover karyawan adalah sebagai berikut :
Proses perekrutan dan pelatihan karyawan baru membutuhkan waktu dan sumber daya yang signifikan. Biaya tersebut mencakup pengiklanan lowongan kerja, proses wawancara, pelatihan, dan orientasi. Tingginya turnover karyawan dapat meningkatkan biaya operasional perusahaan.
Tawarkan Gaji dan Benefit yang Kompetitif
Menurut Kappel, saat menentukan kompensasi untuk karyawan Anda, ada baiknya melakukan riset pasar tentang gaji dan benefit. Cari tahu apa yang kompetitor Anda berikan kepada karyawan mereka. Teliti juga kisaran gaji yang kompetitif berdasarkan pekerjaan serupa di daerah/regional Anda.
Misalnya, jika Anda mencari seorang project manager di Bandung, Anda harus mempertimbangkan benefit oleh perusahaan lain di Bandung kepada project manager mereka. Selain itu, perusahaan Anda perlu mempelajari fasilitas lain yang ditawarkan kompetitor dan bisnis lain di daerah Anda.
Apa Penyebab Tingginya Turnover Rate?
Rekrutmen | 24 Aug 2022 | By Yehezkiel Faoma Taslim
Summary. Turnover rate suatu perusahaan disebabkan oleh berbagai hal, baik faktor dari perusahaan maupun dari karyawan. Namun, celah yang perlu diperhatikan oleh HR adalah dalam proses rekrutmen. Rendahnya turnover rate dapat menunjukkan keberhasilan HR dalam menyeleksi kandidat yang memiliki budaya kerja yang sesuai dengan perusahaan. Turnover rate yang tinggi dapat dikurangi dengan penyeleksian yang baik dalam proses rekrutmen.
Expectations. Setelah membaca artikel ini, Anda dapat memahami alasan dari tingginya turnover rate dari suatu perusahaan dan cara mengatasinya.
Turnover rate yang tinggi akhir-akhir ini menjadi momok terutama pada perusahaan startup. Workload tinggi dan lingkungan kerja yang sangat intens dan dinamis membuat karyawan mau tidak mau harus bergerak cepat dan adaptif. Tapi tak jarang sebesar apapun usahanya, sampai di tahap karyawan menyerah dan memilih untuk resign.
Tidak hanya itu saja, tingginya tingkat turnover di suatu perusahaan perlu diselidiki lebih lanjut dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh. Banyak faktor penyebab lainnya, seperti:
Kompensasi dan Insentif yang Tidak Kompetitif
Seorang pekerja tentunya akan mengharapkan gaji yang tinggi sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Oleh sebab itu, gaji, tunjangan, atau bonus tidak sesuai dengan standar industri jadi salah satu penyebab terjadinya turnover ini.
Memberikan benefit dan kompensasi yang kompetitif
Gaji dan benefit adalah kunci dari orang mengambil suatu pekerjaan dan selalu berangkat kerja setiap hari. Itu juga alasan utama mengapa seorang profesional berganti pekerjaan. Tidak heran jika gaji yang tinggi dapat meyakinkan pekerja untuk tetap tinggal, diikuti dengan waktu libur dan benefit lainnya.
Perusahaan bisa mulai dengan menawarkan gaji awal yang layak yang dapat menarik calon karyawan yang potensial. Perusahaan juga harus menawarkan kenaikan gaji secara berkala dan memonitor berapa dan apa saja yang diberikan perusahaan lain di posisi yang serupa, khususnya jika itu merupakan posisi yang sulit terisi. Perusahaan juga harus mempertimbangkan untuk menggaji lebih untuk profesional yang benar-benar mempunyai skill yang tinggi dan juga menawarkan bonus untuk proyek-proyek khusus yang terselesaikan dengan baik. Hal-hal tersebut dapat membatasi turnover yang berkaitan dengan kompensasi.
Turnover Voluntary Employee
Kamu harus melakukan klasifikasi karyawan yang merupakan voluntary employee untuk mengetahui jumlah voluntary employee.
Mengembangkan karir dan kesempatan untuk bertumbuh
Salah satu alasan utama seorang karyawan resign adalah kurangnya pertumbuhan karir di perusahaan tempat dia bekerja. Rekrutmen internal harus distandarisasi dan tidak menakuti karyawan bahwa mereka akan dipinalti jika mencari peran lain di tim atau divisi yang berbeda. Perusahaan yang memperbolehkan proyek lintas tim, mengidentifikasi skill dari karyawan, dan mengarahkan peningkatan skill sebagai kesempatan internal terbukti efektif membantu mereka terkait rekrutmen internal dan bisa meyakinkan karyawan untuk bertahan di perusahaan tersebut.
Transparansi dan Akuntabel
Komunikasi yang baik dengan karyawan adalah kunci untuk menaikkan retensi. Komunikasi bisa dilakukan dalam bentuk town hall, lebih sering yaitu one-on-one meeting antara manajer dan anggota tim, dan juga dengan survei engagement karyawan. Sebuah studi oleh HBR menunjukkan bahwa kepemimpinan senior yang terus memperbarui dan mengkomunikasikan strategi bisnis dapat memberi dampak yang mengarah ke engagement karyawan dan dapat meningkatkan performa karyawan.
Transparansi mensyaratkan perusahaan dan karyawan untuk mengatakan pendapat dan pikiran mereka secara jujur dan terbuka. Karyawan akan lebih merasa betah bekerja di sebuah perusahaan ketika mereka merasa punya suara dan mempunyai pemahaman penuh tentang apa yang sedang terjadi pada bisnis perusahaan.
Apa Penyebab Terjadinya Employee Turnover?
Banyak studi meneliti tentang employee turnover setiap tahunnya dan semua menunjuk ke penyebab yang sama. Karyawan resign untuk mencari yang lebih; dalam hal gaji dan keuntungan yang didapat lebih baik, untuk mengejar karir mereka, mendapatkan work-life balance yang lebih baik, dan karena manajer mereka tidak efektif. Jika seorang karyawan melihat rumput tetangga lebih hijau, pasti dia akan tertarik untuk mendatanginya.
Banyak kekurangan ini bisa diklasifikasikan di bawah budaya perusahaan yang melibatkan value perusahaan, kesempatan berkarir, kompensasi dan benefit, work-life balance, dan efek dari kepemimpinan senior. Retensi bisa diprediksi oleh budaya, gaji, dan perilaku karyawan yang menetap di peran yang sama untuk waktu yang sangat lama.